BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau konsentrasi,
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau
merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk
hidup lain.
Menurut
data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun
”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene,
Polychlorinated Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene,
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons, Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260,
Trichloroethylene, Chromium (hexa valent), Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin,
Hexachlorobutadiene, Chlordane. Beberapa diantaranya merupakan logam berat, antara
lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury (Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr)
(Sudarmaji, 2006). Logam-logam berat tersebut dalam konsentrasi tinggi akan
berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam lingkungan, baik di
dalam air, tanah maupun udara.
Arsen
(As) merupakan salah satu logam berat yang digunakan dalam kehidupan manusia.
Penggunaannya antara lain dalam bidang kedokteran, pertanian, pengawetan kayu,
dan lainnya. Namun penggunaan arsen yang tidak tepat dapat mengakibatkan efek
yang fatal bagi kesehatan manusia.
B.Perumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Bagaimanakah
keberadaan arsen di alam?
2.Apa
sajakah penggunaan arsen dalam kehidupan manusia?
3.Bagaimanakah
dampak arsen terhadap kesehatan manusia?
4.Bagaimanakah
penanggulangan jika terpapar arsen?
C.Tujuan
1.Mengetahui
keberadaan arsen di alam.
2.Mengetahui
penggunaan arsen dalam kehidupan manusia.
3.Mengetahui
dampak arsen terhadap kesehatan manusia.
4.Mengetahui
cara penanggulangan jika terpapar arsen.
D.Manfaat
1.Bagi
instansi pemerintah
Diharapkan
dapat memberikan masukan bagi para penentu kebijakan dalam upaya menjaga
masyarakat agar tidak terkena dampak merugikan dari arsen.
2.Bagi
jurusan Kesehatan Masyarakat
Menambah
pustaka tentang keberadaan, penggunaan, dampak terhadap kesehatan serta
penanggulangannya jika terpapar arsen.
3.Bagi
Masyarakat
Memberikan
informasi kepada masyarakat tentang keberadaan, penggunaan, dampak terhadap
kesehatan serta penanggulangannya jika terpapar arsen.
4.Bagi
Mahasiswa
Menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai keberadaan, penggunaan, dampak terhadap
kesehatan serta penanggulangannya jika terpapar arsen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Arsen
Arsen
(As) adalah suatu unsur kimia metaloid (semilogam) golongan VA dengan nomor
atom 33. Arsen berwujud bubuk putih, tanpa warna dan bau. Nama arsenik sendiri
pertama kali berasal dari bahasa Persia zarnig dan bahasa Yunani arsenikon yang
artinya kuning Arsen merupakan bahan metaloid yang terkenal beracun dan
memiliki tiga bentuk alotropik, yaitu kuning, hitam dan abu-abu
B.Klasifikasi Arsen
Arsen
di alam berada dalam bentuk Inorganik dan organik. Penjelasannya sebagai
berikut:
1.Arsen
Inorganik
Sebagian
besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa substansi
inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan dapat
terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health
(1975), arsen inorganik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis,
terutama kanker
Senyawa
Arsen dengan oksigen, klorin atau belerang dikenal sebagai arsen inorganik.
Arsen trioksida (As2O3 atau As4O6) dan arsenat/arsenit merupakan bentuk arsen
inorganik berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada suhu di atas 1.073°C senyawa
arsen trioksida dapat dihasilkan dari hasil samping produksi tembaga dan
pembakaran batubara. Arsen trioksida mempunyai titik didih 465°C dan akan
menyublim pada suhu lebih rendah. Kelarutan arsen trioksida dalam air rendah,
kira-kira 2% pada suhu 25°C dan 8,2% pada suhu 98°C. Sedikit larut dalam asam
membentuk asam arsenide (H3As03). Arsen trioksida sangat cepat larut dalam asam
khlorida dan alkalis
2.Arsen
Organik
Senyawa
dengan Carbon dan Hydrogen dikenal sebagai Arsen Organik. Arsen bentuk organik
yang terakumulasi pada ikan dan kerang-kerangan, yaitu arsenobetaine dan
arsenokolin mempunyai sifat nontoksik. Sebagaimana diketahui bahwa arsen
inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Senyawa arsen organik sangat
jarang dan mahal. Ikatan carbon-arsen sangat stabil pada kondisi pH Iingkungan
dan berpotensi teroksidasi. Beberapa senyawa methylarsenic sebagaimana di dan
trimethylarsenes terjadi secara alami, karena merupakan hasil dari aktivitas
biologik. Di dalam air senyawa ini bisa teroksidasi menjadi methylarsenic acid
Senyawa arsen organik lainnya seperti : arsenobetaime dan arsenocho/ine bisa
ditemukan pada kehidupan laut dan sangat tahan terhadap degradasi secara
kimiawi
Berbagai
macam senyawa arsen adalah sebagai berikut:
a.Asam
arsenat (H3AsO4)
b.Asam
arsenit (H3AsO3)
c.Arsen
trioksida (As2O3)
d.Arsin
(Arsen Trihidrida AsH3)
e.Kadmium
arsenida (Cd3As2)
f.
Galium arsenida (GaAs)
g.Timbal
biarsenat (PbHAsO4)
C.Karakteristik Arsen
Arsen
berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di
temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain
Arsen
secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering
dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga
beracun. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen,
yang berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga
dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi
cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna
kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.
D.Mekanisme Masuknya Arsen dalam
Tubuh
Pemajanan
Arsen ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan/minuman. Arsen
yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk
ke peredaran darah
E.Penggunaan Arsen
Beberapa
penggunaan arsen sebagai berikut:
1.Arsenik
dalam kehidupan sehari-hari
Arsenik
dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai bahan pestisida di buah-buahan.
Timbal biarsenat telah digunakan di abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah
namun mengakibatkan kerusakan otak pada pekerja yang menyemprotnya. Arsen juga
berperan penting dalam bidang pengobatan. Di zaman dahulu arsen pernah
digunakan sebagai obat sifilis, yaitu salvarsan. Sampai sekarang arsen masih
menjadi salah satu alternatif pengobatan tripanosomiasis Afrika (dalam bentuk
melarsoprol). Walaupun kebanyakan sekarang telah digantikan dengan obat-obatan
modern.
Galium
arsenid dapat dipakai sebagai bahan semikonduktor rangkaian listrik. Galium
arsenida adalah material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu. Sirkuit
dibuat menggunakan komponen ini lebih cepat tapi lebih mahal daripada yang
terbuat dari silikon. Selain itu, arsen juga dipakai dalam industri pewarna dan
cat
2.Arsenik
di air minum
Makanan
kita pun mungkin mengandung arsenik dalam jumlah kecil. Konsentrasi arsenik
yang dianggap tidak berbahaya dalam air minum oleh WHO adalah kurang dari 10
ppb. Selain karena arsenik menjadi bahan pestisida yang dipakai untuk
menyemprot sayur dan buah, arsenik juga berpotensi mencemari perairan. Arsenik
yang ditemukan di air adalah arsenik bentuk arsenat V (HAsO42-) dan arsenit III
(H3AsO3). Di alam bebas arsenat dan arsenit dapat mengalami reaksi redoks bolak
balik. Konsentrasi yang ditemukan dapat mencapai 200-4400 ppb, atau 0.2-4.4 ppm
3.Arsenik
sebagai racun
Bentuk
arsenik yang terkenal adalah As2O3 (arsen trioksida) atau warangan. Warangan
ini bentuknya berupa bubuk berwarna putih yang larut dalam air. Bentuk lainnya
adalah bubuk kuning As2S3 dan bubuk merah realgar As4S4. Keduanya sempat
populer sebagai bahan cat, namun karena toksik akhirnya mereka tidak dipakai
lagi. Adapun bentuk gasnya, yang juga beracun adalah arsin (As2H3)
F.Diagnosis
Ada
tes yang tersedia untuk mendiagnosis keracunan dengan mengukur arsenik dalam
darah, urin, rambut dan kuku. Tes urin adalah tes yang paling dapat diandalkan
untuk paparan arsenik dalam beberapa hari terakhir. Tes urin perlu dilakukan
dalam waktu 24-48 jam untuk sebuah analisa yang akurat eksposur yang akut. Tes
rambut dan kuku dapat mengukur tingkat tingginya terpapar arsen selama 6-12 bulan.
Tes-tes ini dapat menentukan apakah seseorang telah terpapar di atas tingkat
rata-rata arsen. Rambut merupakan bioindikator potensial untuk paparan arsenik
karena kemampuannya untuk menyimpan elemen dari darah. Jenis biomonitoring
telah dicapai dengan teknik yang lebih baru seperti microanalytical berdasarkan
Synchroton radiasi fluoresensi sinar-X (SXRF) spektroskopi dan Microparticle
akibat emisi sinar-X (PIXE). Yang sangat terfokus dan intens studi balok
bintik-bintik kecil pada sampel biologis yang memungkinkan analisis tingkat
mikro di sepanjang spesiasi kimia. Metode ini telah digunakan untuk mengikuti
tingkat arsenik sebelum, selama dan setelah pengobatan dengan oksida Arsenious
pada pasien dengan Leukemia akut Promyelocytic
G.Toksisitas
Toksisitas
senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki
toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian
telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut
yang lebih tinggi daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut
arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1
mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak disebabkan oleh
unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida,
yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya antara
lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus
dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah
muntah (kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare,
tenesmus, sakit pada organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah,
lividity dari ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair
Gejala
keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang menjadi
ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian
H. Patofisiologi
Arsen
dapat bermanfaat bagi tubuh, tapi juga dapat mengganggu metabolisme dalam
tubuh. Arsen mengganggu produksi ATP melalui beberapa mekanisme. Pada tingkat
siklus asam sitrat, arsenik menghambat piruvat dehidrogenase dan bersaing
dengan fosfat dalam proses fosforilasi oksidatif, sehingga menghambat energy,
terkait pengurangan NAD+, menghambat respirasi mitokondria dan sintesis ATP.
Produksi hidrogen peroksida juga meningkat. Gangguan metabolik ini menyebabkan
kematian dari sistem organ. Sebuah pemeriksaan mayat berwarna merah bata
mengungkapkan mukosa yang mengalami perdarahan yang parah
BAB III
PEMBAHASAN
A.Keberadaan Arsen
Keberadaan
arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan sedimen, udara, air
dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan sumber pencemaran
arsen di lingkungan.
1.Keberadaan
Arsen di Alam
a.Batuan
(Tanah) dan Sedimen
Di
batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar As tertinggi
dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam, perak dan bentuk
sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah arsenopyrite
(FeAsS), realgar (As4S4) dan orpiment (As2S3). Secara kasar kandungan arsen di
bumi antara 1,5-2 mglkg (NAS, 1977). Bentuk oksida arsen banyak ditemukan pada
deposit/sedimen dan akan stabil bila berada di lingkungan.
Tanah
yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As antara 0,240
mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata lebih dari 550
mg/kg
Secara
alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10 mg/kg berat kering.
Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang berasal dari sumber
buatan kering ditemukan pada sedimen bagian bawah yang dekat dengan buangan
pelelehan tembaga.
b.Udara
Zat
padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung senyawa arsen
dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson & Braman, 1975). Crecelius
(1974) menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Di
lokasi tercemar, kadar As di udara ambien kurang dari satu gram per meter kubik
(Peirson, et al 1974; Johnson & Braman, 1975).
c.Air
Beberapa
tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes ke
air tanah. Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah
aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan
organik. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke
dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan
tanah
Arsen
terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik Jenis arsen bentuk
organik adalah methylarsenic acid dan methylarsenic acid, sedang anorganik
dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen dapat ditemukan pada air permukaan, air
sungai, air danau, air sumur dalam, air mengalir, serta pada air di lokasi di
mana terdapat aktivitas panas bumi (geothermal).
d.Biota
Penyerapan
ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium, sebagian besar
merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman (WaIlsh, 1977).
Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari
pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering (NAS, 1977). Tanaman yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen
tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh & Keene, 1975; Grant & Dobbs,
1977). Beberapa rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi merupakan
petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah (Porter & Peterson, 1975).
Selain itu, ganggang laut dan rumput laut juga umumnya mengandung sejumlah
kecil arsen.
2.Produksi
dalam Industri
Berdasarkan
data yang digunakan dari Biro Pertambangan Amerika Serikat (Nelson, 1977),
dapat diperkirakan bahwa total produksi senyawa arsen di dunia mulai tahun 1975
sekitar 600.000 ton. Negara-negara produser utama adalah: China, Peru, Swedia,
USA dan USSR. Negara-negara tersebut mampu mencukupi sampai 90% produk dunia.
Arsen trivalen adalah basis utama industri kimia arsen dan merupakan produk
samping dalam pelelehan bijih tembaga dan timah hitam.
3.Penggunaan
Senyawa Arsen
Arsen
banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya dalam bidang
pertanian. Di dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga acetoarsenit,
natrium arsenit, kalsium arsenat dan senyawa arsen organik digunakan sebagai
pestisida.
Sebagian
tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu diberi pestisida yang mengandung
arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi hama tanaman tersebut selama
masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
rokok.
Data
pada penelitian asap rokok tembakau menunjukkan bahwa maksimum terdapat As2O3
dengan kadar berturut-turut untuk cerutu, rokok, dan tembakau adalah 48.4,
36.3, dan 50.0 ppm . Kadar ini jelah lebih tinggi jika dibandingkan maksimum
kadar arsen dalam rokok adalah 38.5 ppm. Terdapat variasi kadar arsen yang
jelas antara merek rokok tersebut. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan dosis
arsen yang terdapat pada pestisida yang diberikan selama masa pertumbuhan
tanaman tembakau (Gross dan Nelson,………).
Ada
atau tidaknya arsen yang mudah menguap secara bebas maupun bersama dengan
partikel lain tidak dapat ditentukan secara pasti. Dari pertimbangan teoritis
dipercaya bahwa arsen yang mudah menguap seperti As2O3, dimana mengalami
perubahan bentuk yang disebabkan oleh pembakaran yang tidak sempurna selama
merokok. As2O3 akan mengalami reaksi yang dapat diamati, menyublim pada
temperatur tinggi selama merokok dan terjaga untuk terkondensasi kembali pada
permukaan yang lembab dan dingin. Hal ini dibuktikan pada saat penelitian,
yaitu kapas penyerap yang lembab dapat menangkap hampir sebagian besar arsen
yang ada dalam dalam asap rokok. Fakta ini merupakan analogi dari kondisi
paru-paru yang secara normal lembab, sehingga bila arsen masuk ke paru-paru
akan melekat pada permukaan paru-paru yang lembab dan hal ini sangat
membahayakan ( Gross dan Nelson, …………).
4.Sumber
Pencemaran Arsen dalam Lingkungan
Pembakaran
batubara dan pelelehan logam merupakan sumber utama pencemaran arsen dalam
udara. Pencemaran arsen terdapat di sekitar pelelehan logam (tembaga dan timah
hitam). Arsen merupakan salah satu hasil sampingan dari proses pengolahan bijih
logam non-besi terutama emas, yang mempunyai sifat sangat beracun. Ketika tailing
dari suatu kegiatan pertambangan dibuang di dataran atau badan air, limbah
unsur pencemar kemungkinan tersebar di sekitar wilayah tersebut dan dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan. Bahaya pencemaran lingkungan ini terbentuk
jika tailing yang mengandung unsur tersebut tidak ditangani secara tepat.
Tingginya
tingkat pelapukan kimiawi dan aktivitas biokimia pada wilayah tropis, akan
menunjang percepatan mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun. Selanjutnya dapat
memasuki sistem air permukaan atau merembes ke dalam akifer-akifer air tanah
setempat. Ini terjadi di negara-negara yang memproduksi emas dan logam dasar
(Herman, D.Z. 2006).
Sumber
pencemaran arsen juga dapat berasal dari:
1.Pembakaran
kayu yang diawetkan oleh senyawa arsen pentavalen, dapat menaikkan kadar arsen
di udara.
2.Pusat
listrik tenaga panas bumi (geothermal) yang dapat menyebabkan kontaminasi arsen
pada udara ambient.
3.Pupuk
yang di dalamnya mengandung arsen.
B.Dampak Arsen Terhadap Kesehatan
Manusia
WHO
menetapkan ambang aman tertinggi arsen dalam air tanah sebesar 50 ppb
Air
tanah biasa digunakan sebagai sumber air minum bagi kelangsungan hidup manusia.
Salah satu akibat yang merugikan dari arsen adalah apabila dalam air minum
mengandung unsur arsen melebihi nilai ambang batas, yaitu bila kadarnya
melebihi 100 ppb dalam air minum. Gejala keracunan kronis yang ditimbulkannya
pada tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel, kelainan
kulit atau melanoma serta kanker usus.
Arsen
inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat
mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan.
Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran
makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan
pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan
pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.( Wijanto, 2005). Berikut ini adalah
implikasi klinik akibat tercemar oleh arsen:
1.Mata
Efek
Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada
bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.
2.Kulit
Adanya
kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis),
timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek
pencetus kanker (carcinogenic).
3.Darah
Efeknya
menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu
menurunnya jumlah sel darah perifer).
4.Liver
Paparan
arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan efek yang
signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT,
gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah
menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
5.Ginjal
Arsen
akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia dan
kerusakan jaringan).
6.Saluran
pernapasan
Paparan
arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi
laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru.
7.Pembuluh
darah
Logam
berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan
penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention
(hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit
pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger).
8.Sistem
Reproduksi
Efek
arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat
bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.
9.Sistem
Immunologi
Efek
pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan
kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan
infeksi virus.
10.Sistem
Sel
Efek
terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel sehingga
menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati.
11.Gastrointestinal
(Saluran Pencernaan)
Arsen
akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual (nausea) dan
muntah (vomiting).
C.Cara Mengatasi Keracunan Arsenik
Pertolongan
pertama (standart treatment) bila kulit kita terpapar arsenik: cuci permukaan
kulit dengan air mengalir secara kontinu kurang lebih 10 menit, atau sampai
tidak ada kandungan bahan kimia di atas kulit. Bila perlu, gunakan sabun. Baju
yang terkontaminasi harus dilepaskan. Kemudian segera ke dokter untuk mendapat
pertolongan medis. Sementara bila racun masuk ke pencernaan, masukkan air dalam
jumlah yang cukup besar ke dalam mulut untuk mencuci. Tetapi, air jangan
tertelan. Kalau bahan kimianya sudah tertelan, minum kurang lebih 250 ml air
dan jangan memaksakan muntah. Segera cari pertolongan medis.
Cara
mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik. Untuk
keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk
merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat
minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan untuk
keracunan yang sudah berlangsung lebih lama (termasuk juga keracunan kronik),
sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5
mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari
selama 8 hari
Metode
kimia dan sintetik saat ini digunakan untuk mengobati keracunan arsenik.
Dimercaprol dan asam dimercaptosuccinic adalah agen chelating yang mengambil
arsenik dari protein darah dan digunakan untuk mengobati keracunan arsenik
akut. Dimercaprol jauh lebih beracun daripada succimer.
Selain
itu, ada penelitian menarik yang dilakukan oleh Keya Chaudhuri dan
rekan-rekannya dari Indian Institute of Chemical Biology di Kolkata dalam
jurnal Food and Chemical Toxicology. Mereka melakukan uji coba pada tikus.
Tikus yang diberi makan ekstrak bawang putih kandungan arsenik dalam darah dan
hatinya berkurang 40 persen dan 45 persen dari arsen juga di keluarkan lewat
air seni tikus tersebut. Zat yang mengandung belerang dalam bawang putih dapat
mengurangi kadar arsen dalam jaringan dan darah. Sehingga mereka yang tinggal
di daerah yang beresiko terkontaminasi arsenik dalam air disarankan untuk
mengonsumsi satu sampai tiga siung bawang putih per hari sebagai pencegahan
keracunan arsen.
BAB 1V
KESIMPULAN
1.
Keberadaan arsen di alam meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan sedimen
udara, air dan biota, produksi arsen di dalam industri, adanya penggunaan arsen
oleh manusia dan adanya sumber pencemaran arsen di lingkungan.
2.Arsen
digunakan dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai bahan pestisida, bahan
semikonduktor rangkaian listrik, pupuk, industri pewarna dan cat serta dalam
bidang pengobatan.
3.
Dampak negatif akibat terpapar arsen yaitu dapat mengganggu fungsi tubuh
manusia, antara lain mata, kulit, darah, hati, ginjal, saluran pernapasan,
pembuluh darah, sistem reproduksi, sistem immunologi, sistem sel, serta
gastrointestinal (saluran pencernaan).
4.Untuk
mengobati keracunan arsen digunakan metode kimia dan sintetik. Selain itu juga
bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang beresiko terkontaminasi arsenik
dalam air disarankan untuk mengonsumsi bawang putih sebagai pencegahan
keracunan arsen. Karena zat yang mengandung belerang dalam bawang putih dapat
mengurangi kadar arsen dalam jaringan dan darah.
DAFTAR PUSTAKA
.
2000. Arsenic.
http://www.euro.who.int/document/aiq/6.1_arsenic.pdf
Diakses
tanggal 16 Oktober 2009.
.
2009. Arsen
http://www.wikipedia.org
Diakses
tanggal 15 Oktober 2009.
.
2009. Bahaya Logam Berat dalam Makanan
http://www.bluefame.com/index.php
Diakses
tanggal 17 Oktober 2009.
.
2009. Keracunan arsenic
http://www.wikipedia.org
Diakses
tanggal 15 Oktober 2009.
.
2009. Mengenal Arsenik
http://terselubung.blogspot.com/2009/06/mengenal-arsenik_03.html
Diakses
tanggal 15 Oktober 2009.
Gross
dan Nelson, . Arsenic in Tobacco Smoke.
http://www.ajph.org/cgi/reprint/24/1/36
Diakses
tanggal 17 Oktober 2009.
Herman,
D.Z. 2006. Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As),
Merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan Bijih Logam.
www.geoajeh.net46.net/…/Tinjauan%20tailing%20mengandung%20unsur%20pencemar%20
Diakses
tanggal 17 Oktober 2009.
Sudarmaji,
dkk. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya terhadap Kesehatan.
www.journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php
Diakses
tanggal 16 Oktober 2009.
Sukar,
2003. Sumber dan Terjadinya Arsen di Lingkungan.
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/sukar22.pdf
Diakses
tanggal 17 Oktober 2009.
Tallei,
T. 2004. Mekanisme Detoksikasi Logam Berat dalam Tubuh Manusia
http://trinatallei.blog.friendster.com/2008/05/mekanisme-detoksikasi-logam-berat-dalam-tubuh-manusia/
Diakses
tanggal 17 Oktober 2009.
Wijanto,
S.E, 2005. Limbah B3 dan Kesehatan.
http://www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo/200504121503
– LIMBAH%20B-3.pdf
Diakses tanggal 16 Oktober 2009.
Posting Komentar